Kamis, 26 September 2019

Demo

Buat emak-emak yang nyinyir dengan yg demo. Please itu kuota jangan cuma dipakai nonton gosip. Sekali-kali belajar tentang kehidupan negara kita.

Tau gak yang berbahaya dari RUU itu apa? Jangan cuma lihat pasal-pasal pidana yang berseliweran di sosmed. Cari tau referensi lebih banyak.. biar bisa nyinyir pada tempatnya!

Nih ya RUU P-KS
Kalau cuma baca pasal pidananya, sih bakal oke oke aja. Coba baca sejak awal, definisi kekerasan seksual dalam RUU. Setiap orang yang mencederai kemerdekaan orientasi seksual maupun sistem reproduksi masuk dalam pidana kekerasan seksual. Artinya apa? Bapak ibu gak bisa lagi melarang anak laki-laki pakai rok mini! Gak bisa melarang anak perempuan cinta-cintaan dengan sesama perempuan! MELEK BUUUUUK MELEEEK...

Mereka yang ke jalan itu tidak sedang unjuk keren-kerenan...! RUU ini akan berlaku kesiapa? Ke KITA SEMUA dalam jangka panjang. Bukan cuma kita, tapi anak kita bahkan cucu kita!

GAK USAH BAHAS RUU KPK!
Gak ada urusan sama KPK, urusan kita cuma dapur dan dompet belanjaan. OKE! TIDAK USAH BAHAS KPK

Tau RUU tenaga kerja? Disana ada pemangkasan pesangon PHK, jaminan kesehatan bahkan cuti sakit bagi wanita. Tak ada lagi peradilan sengketa PHK. Semua keputusan di ambil perusahaan dan buruh saja. Artinya apa? Dompet ibu-ibu sekalian juga terancam kesejahteraannya...

Udah bisa melek? Atau masih mau nyinyir mahasiswa yang demo?

Nih lagi RUU pertanahan.
Cek dah tuh sertifikat tanah..! HGB hanya bisa di perpanjang 1x, artinya? Setelah HGB bapak ibu diperpanjang sudah ketar-ketir siap-siap diusir dari rumah sendiri. Bukan cuma HGB, bahkan sertifikat hak milik yang selama ini berarti kita aman pun bisa di ambil pihak lain jika kita dinilai tidak produktif mengelola tanah kita dalam kurun waktu 20th. Tau gak akibatnya apa? Tanah kita hari ini... 20th lagi bisa berubah kepemilikan, bisa di tuntut pihak lain yang lebih produktif atas lahan kita.

MOHON JANGAN GOSIP AJA!!!

RUU itu tidak berlaku hari ini.. hari ini makan masih bisa makan... Besok? Tahun depan? Era anak-anak kita?

Please MELEK!
GAK SUKA DEMO BOLEH
TAPI SOLUSI APA YANG SEDANG KALIAN TAWARKAN SELAIN DEMO?

Jangan bilang diskusi publik. BACA! ikuti pergerakan mahasiswa ini sudah mulai berbulan-bulan yang lalu. Tapi gak ada hasil... RUU tetap maju.

Saya menulis ini karena RUU KUHP belum disahkan... Kalau sudah diketuk palu. Kritik di media sosial sudah pidana!

Dan saat kritik tak bisa, mau bawang naik, BBM naik, beras naik, listrik naik. Gak bisa lagi bersuara... PIDANA!!!

JANGAN HANYA BACA KEMASAN PASAL PIDANANYA YANG SEOLAH-OLAH PRO WANITA. BACA DEFINISI KEKERASAN SEKSUALNYA.

Jangan cuma menggerutu tol di bakar. Mahasiswa tak tau malu merusak fasilitas umum.
KALIAN YANG TAK TAU MALU!!! Disuguhi iming-iming perlindungan yang ambigu manggut-manggut saja. Jika sudah SAH baru dirasa...

Hari ini mungkin ASN akan bilang untungnya saya PNS. Yakin anak kalian kelak gak kena imbas undang-undang ini? Gak jadi pegawai swasta gitu? Yakin PNS 7 turunan?

Selasa, 20 Agustus 2019

Sayangi hutan kita

Halo anak-anak..! Salam jumpa.. senang bertemu lagi dengan kalian, tentu kalian baik-baik saja dan mau mendengarkan cerita Bu Guru. Di kesempatan ini ibu akan bercerita, judulnya …………….

Sayangi Hutan Kita

Tersebutlah sebuah hutan di gunung tampak indah pemandangannya. Ada binatang, tumbuhan dan ada juga sumber air. Binatang-binatang itu hidup rukun satu sama lain, mereka bernyanyi, berayun dan melompat-lompat dari satu pohon ke pohon yang lain.

Tidak jauh dari hutan ada pemukiman penduduk dan mereka bekerja sebagai pencari kayu bakar di hutan, mereka menebang pohon-pohon besar, memetik buah, daun dan rumput untuk dimanfaatkan dan dijual ke kota. Setiap hari mereka melakukan pekerjaan itu tanpa memikirkan akibatnya.

Hari berganti dan musimpun berganti, maka setelah bertahun-tahun tibalah musim kemarau, hutan yang semula hijau dan subur, lama kelamaan berubah menjadi hutan yang gundul dan tandus. Di hutan yang kini tandus hiduplah kawanan binatang, diantaranya mereka ada seekor burung yang baik hati dan suka menolong namanya Nuri, dan temannya seekor anak kelinci yang lemah lembut namun gigih dan pantang menyerah namanya Cici.

Suatu hari Cici sedang berjalan tertatih-tatih sambil merintih dengan suara lirih, "Ih.. Ih.. Ih.. aduh sakiiit.. perutku rasanya melilit" begitu seterusnya rintihan dari mulut mungil Cici. Dari kejauhan tampak seekor burung yang sedang melayang-layang, mendengar suara rintihan segera terbang rendah lalu mendekati Cici dan menyapa dengan ramah, “Hei Cici …. bagaimana kabarmu, mengapa kamu merintih seperti itu ?”

“Oh rupanya kamu yang datang Nuri, kabarku baik-baik saja, tapi saat ini perutku sedang sakit, rasanya melilit perih.” Jawab Cici. Mendengar keluhan seperti itu, lalu Nuri menawarkan diri untuk membantu.

“Cici … mengapa perutmu sakit, sudah diobati apa belum? Maukah kuantar ke dokter ?” ajak Nuri.

Tapi Cici menolak.
“Maaf, Nuri, bukan aku tidak mau ke dokter, tapi sakit perutku ini karena aku lapar. Sudah dua hari aku belum makan.” Kata Cici.

Lalu Cici bercerita bahwa di hutan ini sudah tidak ada air atau tumbuhan. Bahkan rumput-rumput sudah mati kering karena musim kemarau yang terasa panjang. Jadi tidak ada satu pun yang bisa dimakan. Mendengar penuturan Cici seperti itu Nuri merasa kasihan, diajaknya Cici berjalan beriringan menuju gua, disana mereka bisa duduk dan beristirahat sambil berpikir bagaimana caranya supaya dapat makanan.

“Cici.. maukah kuajak ke hutan seberang? Di sana masih ada sedikit sisa rumput dan tanaman yang tumbuh, nanti bisa untuk mengganjal perutmu yang melilit itu. Tapi kita harus berjalan agak jauh dan melewati bukit bebatuan disana!” ajak Nuri. Cici diam dan berpikir sejenak, Cici bimbang apa nanti dia sanggup menempuh perjalanan sejauh itu, Cici menolak ajakan Nuri.

“Maaf, Nuri, aku tidak mau. Tempat itu jauh, nanti aku capek dan lelah, dan aku tidak punya tenaga untuk berjalan jauh.” Kata Cici. Mendengar jawaban Cici, lalu Nuri terbang untuk melihat keadaan disana, lalu turun lagi dan membujuk Cici.

“Ayolah.. Cici.. Jangan menyerah dulu. Ayo kita coba berjalan pelan-pelan yang penting kita sampai ditempat tujuan.” Cici berpikir lagi, jika dia tidak ikut Nuri, dia akan mati kelaparan di hutan gersang ini.

“Baiklah.. Nuri, kalau begitu ayo kita jalan! Sebelumnya kita berdo'a dulu. Bismillaahirrohmaanirrohiim.” Kemudian mereka berdua berjalan pelan-pelan dan hati-hati karena melewati jalan yang berbatu, hingga akhirnya sampailah mereka di tepi hutan. Cici kaget, ternyata tempat yang subur itu ada di bukit yang agak tinggi.

“Oh.. sahatku Nuri, bagaimana mungkin aku bisa naik ke atas sana, sedangkan aku tidak punya sayap, bagaimana ini?” lalu Nuri terbang mengelilingi tempat itu mencari jalan yang bisa dilewati Cici dengan mudah dan tidak berbahaya. Tak lama kemudian Nuri menemukan jalan.

“Nah.. itu dia jalan yang aman menuju hutan.” Gumam lalu dia turun lagi dan menuntun Cici.

“Ayo, Cici! Kamu harus melewati jalan yang berkelok-kelok itu! Terus naik pelan-pelan!" Cici mengikuti perintah Nuri, hingga akhirnya sampai diatas batu besar, Cici berteriak “Aaahhh..” apa yang terjadi? Ternyata Cici terpeleset, untungnya Nuri segera menolong sehingga dia bisa melompat lagi keatas batu.

“Hati-hati Cici.. Dari batu besar itu lompat lagi sampailah kamu diatas bukit. “1.. 2.. 3.. Hup!” nuri memberi aba-aba. Dengan sekali melompat maka sampailah mereka berdua diatas bukit yang masih ada air dan tumbuhan.

“Sekarang kita sudah sampai Cici, mari kita mengucap syukur!”. "Alhamdulillahirobbil'alamiin" Kata Nuri dan Cici bersama-sama sambil bernapas dan tersenyum lega.

“Alhamdulllah.. MasyaAllah.. terima kasih ya Allah sungguh besar kuasa-Mu.” Lalu mereka berdua segera mencari tempat yang nyaman sambil mengumpulkan makanan. Cici mencari rumput dan daun-daunan, sedangkan nuri mencari biji-bijian dan buah-buahan. Setelah makanan terkumpul, tak lupa mereka berdoa "Allahumma bariklana fiima rozaqtana waqinaa 'adzabannaar" Cici dan Nuri pun makan bersama.

Akhirnya mereka berdua tidak kelaparan lagi. Jadi kita harus saling menyayangi ya, baik sesama makhluk hidup juga pada sekitar, supaya dapat menjaga kelangsungan hidup lebih lama.

Nah.. Demikian cerita kali ini. Sampai jumpa di lain kesempatan. Ingat ya, untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan.

Wassalamu’alaikum warohmatullaahi wabarakatuh …..!

Minggu, 03 Februari 2019

English

CARA GAMPANG MEMBUAT KALIMAT TANYA BAHASA INGGRIS

Susah membuat kalimat tanya bahasa inggris?

Pada postingan kali ini saya akan menjelaskan caranya.

Pertama, pahami dulu bahwa kalimat tanya itu ada 2 jenis. Pertama YES NO question. Kedua, 5W1H question.

Mari kita bahas.

1. YES NO Question

Ini adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban panjang. Pilihan jawaban hanya ada dua yaitu ya atau tidak.

Contoh : apakah kamu membaca?
Jawab : ya / tidak

*RUMUS YES NO QUESTION*

Do / does + S + v1

-Jika subjeknya he, she, it, maka memakai does.
-jika subjeknya they, we, I, you, maka memakai do.

Contoh :

Apakah kamu makan sebuah apel?
*Do* you eat an apple?

Apakah dia makan sebuah apel?
*Does* she eat an apple?

Pada contoh pertama, kalimat tanya menggunakan do karena subjeknya adalah you.

Pada contoh kedua, kalimat tanya menggunakan does karena subjeknya adalah she.

2. 5W1H question

5W1H question adalah kalimat tanya yang menggunakan kata tanya 5W1H yaitu :

Who (siapa)
What (apa)
When (kapan)
Where (dimana)
Why (mengapa)
How (bagaimana)

RUMUS

Rumus dari 5W1H question adalah :

5W1H + do/does + v1 + O

Contoh 1.
(+)Rina pergi ke sekolah setiap hari
(Rina goes to school every day)

(?) kapan Rina pergi ke sekolah?
(When does Rina go to school?)
Jawab : every day

(?) kemana Rina pergi?
(Where does Rina go?)
Jawab : Rina goes to school

Contoh 2.

(+)mereke pergi ke sekolah setiap hari
(They go to school every day)

(?) kapan mereka pergi ke sekolah?
(When do they go to school?)
Jawab : every day

(?) kemana mereka pergi?
(Where do they go?)
Jawab : they go to school

Itulah cara gampang membuat kalimat tanya bahasa inggris.

Terimakasih. Semoga bermanfaat.

Kamis, 06 Desember 2018

Pria pemilik surga

Aku tau kesempurnaan bukan milik manusia
Pun diri ku yang tak berhak menuntut kesempurnaan mu
Walau dahulu, rasa ini sempat hilang tak berbekas
Namun saat janji sakral terucap dari lisanmu
Saat itu pula ku tetapkan hati ku
Mulai belajar lagi menerima mu
Dan lagi-lagi, kebenaran baru mulai terucap tanpa kau sadari
Dan aku? Ya, aku kecewa
Tapi aku percaya Allah Maha Membolak-balikkan hati

Dan hari ini, masih dengan kepasrahanku atas takdir Nya
Tak pernah lalai ku sebut namamu dalam setiap sujud2ku
Semoga Allah ku membuka pintu hati mu

Dan sekarang, aku mohon pada mu, hai pemilik surga ku
Jadilah imam sholatku
Jadilah panutan bagi anak2 ku
Jadilah imam seutuhnya

Kau tau arti sebutan suami bagiku?
Suami adalah jalan surga ku.
Kata orang jawa istri itu suargo nunut, neroko katut, ke surga cuma ikut, ke neraka juga terbawa.

Jadi, mau tak mau surga dan neraka ku ada padamu, hai suamiku.

Tanggung jawab atas ku telah kau ambil alih dari ayah ku sejak ijab-qabul 7 tahun yang lalu.
Jangan lupa, malaikat pun saksinya bahwa segala yang ada pada ku telah ayah serahkan padamu.

Semoga Allah melembutkan hati mu, sehingga mudah bagimu melaksanakan segala kewajiban.
Aamiin..

Selasa, 18 September 2018

Berbagi 3


Dinda

Seperti malam sebelumnya, selesai pemotretan aku berencana menghabiskan waktu malam ku bersama Mas Reno, toh Mas Reno sudah pamit pada istrinya si Wanda akan menghabiskan seminggu ini dengan ku yang dia bilang gundik boss besar. Hahaha.. biarlah dikata aku wanita jalang, toh dia tak kalah jalangnya dengan ku. Aku menuju bar tempat kami biasa minum. Tak lama, hanya sekedar melepas penat.
Pukul 11 malam dengan keadaan setengah teler kami pulang ke rumah yang Mas Reno hadiahkan untuk ku sebulan lalu. Tak sebesar rumah warisan orang tua ku, namun cukup nyaman bagiku yang hanya tinggal sendiri. Di sebuah jalan remang aku tersentak, sepertinya mobil ku membentur sesuatu, aku tak berani turun sedangkan Mas Reno sudah tak sadarkan diri sejak masuk ke dalam mobil. Mungkin hanya pembatas jalan pikirku. Aku terus memacu mobilku, menikmati kemenanganku merebut kembali kekasih ku.
Kau tau rasanya melewati malam yang luar biasa Bersama orang yang kau kasihi? Not just for a sex. Aku mencintainya, tak berubah walau luka yang dia torehkan membuatku harus menelan obat depresi selama 4 tahun.
“Sayang, mobilmu abis nabrak apa? Penyok di bamper depan”
“oh.. pembatas jalan kayaknya Mas, smalem waktu setir mobil khan kesadaranku aku antara ada dan tiada. Hahaha.” Sahutku dari dapur setengah becanda.
“Kamu bikin kopi Sayang? Wanginya bikin pengen nyeruput dari bibirmu aja”
“Aahh kamu omong doank. Sini kalo berani”.
“Kenapa juga harus ngga berani? kamu mau sarapan apa? Mau masak apa sarapan di luar?”
“Mas mau makan apa? Aku masak aja. Istrimu pasti sudah tau kita akan sarapan di mana. Aku ogah loh dimaki secara halus lagi di depan orang banyak. Ngomongnya aja sok-sok an baik.” Sengaja aku memancing reaksi Mas Reno.
Mas Reno melingkarkan tangannya di pundakku, terasa sekali deru nafasnya dekat telingaku. Geli.
“Ya udah, aku makan kamu aja, jangan lupa penyajian kopinya special ya”. Suara Mas Reno pas di telingaku. Darah ku berdesir mendengar jawaban Mas Reno.

---------------------------------------------------------

Setengah berlari aku menyusuri lobi sebuah Rumah Sakit di tengah kota. Info terakhir yang ku dapat di tempat kejadian korban tabrak lari adalah pasutri. Malangnya si istri yang sedang hamil muda mengalami pendarahan. Ya Tuhan.. Semoga mereka baik-baik saja.

"Mbak, korban tabrak lari kemarin malam di rawat di kamar mana?" Tanpa basa-basi aku menuju meja resepsionis.

"Mohon maaf, korban tabrak lari yang mana Bu? Bisa tolong sebutkan nama dan alamat pasien?"

Aku bingung. Aku tak tau nama mereka siapa, alamat mereka di mana. Oh sebentar, aku teringat dompet yang di ditemukan oleh abang ojek yang mangkal dekat sana. Sengaja aku mengaku aku adik korban. Dan beruntungnya aku abang ojek percaya saja. Bahkan dia bilang memang sengaja menunggu kerabat si empunya dompet.

"Maaf Mbak, sebentar" ku rogoh tas ku, mencari dompet yang sepertinya tercecer di TKP, berharap ada tanda pengenal di sana. Benar saja ada KTP di dalamnya, lalu ku serahkan pada Mbak resepsionis.

"Mohon maaf Ibu, pasien baru saja keluar satu jam yang lalu."

"Loh.. Mbak.. apa mereka baik-baik saja? Kok sudah pulang?"

"Iya Bu, sepertinya mereka memaksa untuk pindah RS, alasannya biar lebih dekat dg rumah. Kondisi suaminya ngga masalah Bu, istrinya yang agak memprihatinkan"

"Istrinya knapa Mbak?" Jantungku mendadak berdegub lebih kencang.

"Mohon maaf Bu, saya juga ngga paham, hanya saja tadi sempat adu argumen dg salah satu dokter spesialis."

"Pindah ke RS mana Mbak? Mohon Mbak bantu saya, saya mau ngembalikan dompetnya" untung aku ada alasan untuk mengorek informasi.

"Coba saja ibu kunjungi RS terdekat dari alamat di KTP tersebut. Mungkin dekat-dekat situ Bu."

"Oh iya Mbak, terimakasih banyak infonya"

"Terimakasih kembali Bu.. Semoga cepet ketemu Bu."

"Semoga Mbak, terimakasih."

Coz i'm broken.. when i'm lone some.. i dont feel right when you gone away..
Ku lihat layar HP ku, ahh Mas Reno

"Sayang, kamu di mana? Gimana, ketemu?"

"Maaasss... ngga ketemu.. hiks.. hiks.. hiks.."

"Tenang, Sayang. Kalau kamu nangis gimana mau ngomongnya? Calmdown, Sayang"
Aahh.. suara lembut itu selalu bisa menenangkan segala khawatirku.

"Aku baru keluar dari RS yang diinfoin abang ojek deket TKP. Kata pihak RS mereka sudah keluar sejam yang lalu, aku disuruh cari ke RS deket alamat di KTP ini."

"Ya udah, kamu pelan-pelan aja ya. Nanti hubungi aku kalau sudah sampai. Aku lagi nunggu Wanda, ada yang harus aku selesaikan."

"Heiii.. demi apa kamu nyebut nama dia saat ngomong sama aku?" Emosi ku tersulut.

"Ngga seperti yang kamu pikirkan, Sayang. Ini masa.."
Belum juga Mas Reno selesai ngomong sudah ku banting HPku. Berkali-kali lagu berjudul Broken itu mengalun, ku biarkan saja.
Duh gusti.. sakiiiittt...

--------------------------------------------------------------

Minggu, 16 September 2018

Berbagi 2 (Fatih)

Fatih

Aku benar-benar putus asa. Harapan ku untuk punya keturunan harus kandas begitu saja. Pengemudi mobil biadab!!! Aku dan istriku korban tabrak lari. Aku tak ingat sama sekali karena kami terpelanting jauh saat di tabrak dari belakang. Istriku keguguran diusia kehamilan 12 minggu, kehamilan yang kami tunggu selama 3 tahun pernikahan kami. Tak sampai di situ, kata dokter posisi jatuh Aina (yang entah bagaimana) menyebabkan prolaps uteri. Ya, istriku sangat tidak disarankan malah dilarang untuk hamil.

Beragam ikhtiar sudah kami coba untuk mengembalikan kondisi istriku ke keadaan normal. Entah sudah berapa dokter spesialis kandungan, tabib bahkan sampai hampir saja aku terjerumus ke jalan syirik, untung saja Aina, istriku mengingatkan ku. Dan akhirnya aku menyerah atas keegoisanku menuntut yang Allah tak ingin berikan pada ku. Laa hawla wa laa quwwata illaabillaah apa daya, Allah berkehendak lain. Kami pasrah di atas meja operasi untuk mengangkat rahim istriku. Kami ikhlaskan.

"Aina.. mohon maafkan Abang. Abang yang bikin Ai begini"

"Ngga Bang, bukan salah Bang Fatih. Allah kasih kita ujian Bang." Bulir-bulir bening mengucur deras dari netranya.

"Ai kecewa ya. Maafin Abang Ai.. Abang tau Ai sakit hati, Sayang." Aku benar-benar down tak tega melihat Aina terpukul karena luka kehilangan janinnya belumlah tertutup, sekarang tempat bakal janinnya harus terenggut.

"Ai yakin Bang.. ini rencana termanis yang Allah susun buat kita. Kita hanya perlu memainkan perannya. Allah sebaik-baik kreator, penulis naskah, sutradara dan produser."

Kami menangis tepat setelah istriku sadar dari efek biusnya.

Dalam hati aku mengutuk pengemudi mobil itu. Maaf Aina, Abang belum.bisa ikhlas.

-------------------------------------------------

Seringkali aku lihat istriku menangis sampai membasahi mukenanya. Hati ku ikut teriris, bagaimana tidak? Dia yang aku minta kepada orang tuanya untuk jadi tanggung jawab ku celaka karena ku dan merasa dirinya tak lagi berguna, berbulan-bulan aku tertekan dan selalu menyalahkan diri ku. Kenapa tak ku turuti permintaan istriku Aina untuk pulang pagi saja, jika saja aku tak memaksa pulang malam, musibah itu tak kan terjadi. Astaghfirullah.. aku mulai lagi menyangsikan takdir Mu ya Robb.

Selang 3 tahun sejak kejadian kecelakaan yang menimpa kami di pagi yang sejuk ku dengar lamat-lamat suara ring tone Hp ku di kamar. Oh, Ibuk.

"Assalamu'alaykuum Le.. Piye kabarnya? Sehat semua?"

"Wa'aaykum salaam Buk.. Alhamdulillah Buk.. Kami sehat. Ibuk sama Bapak sehat tho? Tumben-tumbenan telpon Fatir? Biasae lak telpon Aina dulu? Baru kerasa kangen Fatih ya?" Ujarku sedikit menggoda orang tua ku.

"Haahaha.. iyo Le, Ibuk kangen kamu. Ayo pulang sek bentar ada yang mau Kami omongin, tapi Nduk Aina kalo ngga bisa ikut ngga apa, kamu aja yang pulang ke sini dulu, ntar kalo urusan sama Kamu selesai, tinggal urusan karo (sama) Nduk Aina"

"Inggih Buk, Fatih tanya Aina dulu nggih, InsyaAllah Aina ada study tour di sekolah tempat ngajarnya selama 2 hari 1 malam jum'at besok. InsyaAllah Fatih nginep di rumah."

"Iyo Le, Ibuk nteni yo, salam buat Nduk Aina. Assalamu'alaykuum."

"Inggih Bu, InsyaAllah. Wa'alaykum salaam."

Tumben-tumbenan Ibuk minta aku pulang sendiri tanpa ditemani Aina, mantu kesayangan Ibuk.
Ah.. mungkin ada masalah keluarga inti.

Hmmm... aroma bumbu kaldu sapi kesukaanku. Aroma masakan istriku bak magnet yang menarik segala macam logam. Tercium aroma daging dan rempah yang tanpa diperintah langsung memenuhi rongga pencumanku. Wangiiiii.. Seakan kaki ku tertarik ke dapur. Wuzzz.. ku temukan bidadari cantikku dengan seragam daster over size kesukaannya, tangannya asyik menari-nari di atas 2 kompor.
Ahh.. Istriku.. aku tak kan rela menukar kebahagiaan ini dengan kesenangan dunia.

"Masak apa, Sayang?" Sapa ku seraya memeluknya dari belakang. "Wangi".

"Ya donk.. chefnya siapa dulu?" Aina menjawab tanpa menoleh.

"Dek Ai yang wangi, masakannya wangi sih.. tapi kalah sama yang masak" goda ku sambil ku kecup ubun-ubunnya.
"Aduh.. sakit ih Dek, dipuji malah nyubit"

"Salah siapa coba godain gitu? Orang akunya belom mandi juga, coba aku lagi PMS paling kepala Abang yang kena timpuk".
Tiba-tiba Aina terdiam. Ya Allah.. kenapa harus ada kata PMS yang terlontar dari lisannya? Ku lihat mulai ada bintik bening di sudut matanya. Perlahan bintik bening itu bertambah besar kemudian mengucur deras.

"Maaf ya Dek.. Abang belum.bisa jadi sandaran yang kuat buat Dek Ai. Abang masih lemah. Maaf.."

"Ngga Bang, ada Abang di sini nemeni aku sudah bersyukur Bang. Cuma Abang yang Ai punya."

Pagi ini, kami lagi-lagi menangis. Berpelukan untuk saling menguatkan.

-----------------------------------------------------------

Jum'at malam setelah mengantar Aina ke TK tempatnya mengajar aku langsung menuju rumah orang tua ku, tak jauh hanya 14 km dari rumah kontrakan kami.

"Assalamu'alaikuum. Ibuk.. Bapak.."
Ternyata kedatanganku sudah ditunggu.

"Wa'alaykum salaam.. sehat Le? Sibuk banget ya sampai ga nyambang (mengunjungi) orang tua 2 minggu" sindir bapak.

"Maaf Pak, Fatih banyak kerjaan."

"Bapak ngga mau basa-basi. Langsung ae yo Le. Bapak sama ibu sudah sepuh Le. Bapak sama ibu ingin cucu. Bapak paham kamu sangat mencintai istrimu, pun begitu juga dengan Kami. Aina sudah Kami anggap anak, bukan mantu, Le. Tapi ingatkah kamu bahwa kamu anak lelaki Bapak satu-satunya? Cucu lelaki satu-satunya dari si Mbah mu?."

Telinga ku panas, rasanya wajahku pun memerah. Aku maupun Aina tahu cepat atau lambat permintaan ini akan diajukan oleh orang tua ku.

"Inggih Pak.. Fatih paham"

"Inget yo Le, Bapak sama Ibu ngga mau kamu bercerai dengan Aina, Aina kedudukannya sama kayak Kamu di hati Kami. Kami minta Kamu nikah lagi. Alasan Kamu untuk menikah lagi sudah kuat Le. Untuk punya keturunan. Ilmu agama mu InsyaAllah cukup untuk mengimami 2 makmum. Bapak pun yakin Kamu bisa adil. Bapak mohon pertimbangkan permintaan Bapak sama Ibukmu ini Le."

Suara bapak mulai parau sejak aku menjawab pertanyaan pertamanya. Aku tak berani mendongak apalagi sampai menatap mata teduh bapak. Aku yakin bapak menangis. Sedangkan Ibuk sudah dari tadi terisak.

"Inggih Pak.. Fatih pikir-pikir dulu. Fatih butuh istikharoh Pak. Juga diskusi yang tak mudah sama Aina.
"Fatih sudah merenggut masa depan Aina Pak.. Merenggut haknya untuk mendapat julukan ibu dari darah dagingnya sendiri. Fatih belum siap lihat Aina terluka lagi.
"Fatih pamit ke kamar dulu nggih Pak. Fatih butuh ngademin pikiran. Mohon maaf Fatih belum bisa njawab permintaan Bapak sama Ibu sekarang. Mohon kasih Fatih waktu." Aku berlalu masih dengan menunduk. Aku tak berani mendongakkan kepala ku. Kalut.

Aku bingung. Apa iya aku harus menikah lagi? Aku sadar, akulah anak lelaki satu-satunya dari trah si Mbah. Tapi bagaimana perasaan Aina? Aku tak mau ada air mata  lain lagi. Cukuplah sudah kehilangannya yang berturut-turut. Aku tak tega kalaulah harus menambah luka di hati wanita yang sudah merelakan masa depannya demi untuk hidup bersama ku.

Rabu, 21 Februari 2018

Berbagi 1 (Aina)

Aina

"Ya Rabb.. mohon kuatkan hatiku, ikhlaskan, ridhokan. Laa hawla wa laa quwwata illabillaah". Dilipatnya sajadah dan mukena yang masih basah dengan air mata. Seperti biasa, setiap qiyamullail tak pernah bisa ku membendung air yang selalu mengucur deras dari kedua mata ku.

"Bang, bangun.. ayo sholat malam, adek ke kamar Dek Dinda dulu, sepertinya jagoan kita udah bangun".
"Iya Dek, sana ke kamar Dinda .Abang sholat dulu, nanti Abang susul."

Dinda, ibu dari jagoan kami, anak suamiku. Ya, dia adik madu ku. Keadaan hari ini tak pernah ku impikan dulu, di masa muda ku, masa awal merajut kasih bersama Bang Fatih.
Seandainya kecelakaan itu tak terjadi, takkan pernah sudi aku berbagi cinta Bang Fatih dengan wanita lain. Surga yang tak di rindukan.

Astaghfirullah.. kembali aku istighfar untuk kesekian kalinya sejak hendak sholat tadi. Hampir 4 tahun aku merasakan sesak, masih belum ikhlas walau si Dinda adalah wanita baik dan cukup nerimo apa lagi saat kadang aku ngerusuh "jatah"nya bersama Bang Fatih. Tapi sayangku pada Attar tak perlu ditanya, saat Attar sakit malah aku yang panik.

"Dek, Attar sudah bangun?" Tanya ku sembari ku ketuk pintu kamar dek Dinda yang tepat di depan kamar ku.

"Ya Mbak, ini lagi nen. Mbak Ai masuk aja ngga aku kunci". Jawab Dinda dari dalam.
"Mbak.. Ntar Dinda minta tolong kalo Mbak ke pasar aku titip pisang ijo sesisir sama buku notes ato buku diary ato apalah sekalian sama isi dan polpennya ya." Pinta Dinda sembari nyengir, menampakkan geligi yang rapih dan lesung pipitnya yang dalam.

Aahh.. wanita ini sempurna, kenapa juga dia mau jadi wanita ke-2? Dengan modal wajahnya yang di atas rata2, pria tampan lagi tajir pasti akan bertekuk lutut. Apa lagi latar belakang pekerjaan sebelumnya yang seharusnya gampang saja dia dapat suami boss muda. Dinda sang model kenamaan, memohon untuk jadi wanita ke-2 dari seorang ustadz kampung, pimpinan koperasi syari'ah yang cuma punya 4 petak sawah.

"Mbak Ai! Lah ngelamun, aku mau siap-siap sholat subuh sek Mbak, tolong temenin Attar ya". Lamunanku buyar.. duh gustiiii!!! Mikir opo neh aku?

"Iya dek, sana siap2 sholat"

"Atal mau mamam picang Nda" Attar menggelayuti lengan kanan ku.

"Iya Le, nanti Bunda beli di pasar, Attar ngga bubuk lagi? Pisangnya masih ada 1, mau mamam sekarang?"
Attar mengangguk, aku keluar untuk mengambilkan pisang di meja makan.
Sekembalinya ke kamar Dinda ku lihat Bang Fatih sudah menemani Attar, ku lihat betapa bahagianya Bang Fatih mendengarkan segala celoteh Attar. Aahh tak terasa ada bulir-bulir bening yang mengucur deras.

"Mbak Ai kok ngga masuk?" Dinda menepuk bahu ku, aku yakin dia melihat buliran air yang mengucur deras dari netraku hanya saja dia pura-pura sibuk melipat sajadah dan mukenanya. Tak sengaja juga ku lihat matanya sembab. Aahh rasanya pemandangan seperti ini sudah akrab sekali bagi kami setiap hari selama hampir 4 tahun.
Bukan kami tak bahagia, hanya saja kami saling menjaga rasa satu sama lain.

"Ini baru mau masuk, takut nginterupsi ayah anak di dalam lagi ngobrol. Hahaha" aku berusaha menutupi sesak dengan tertawa.

"Yuk ah Mbak.."

"Iya ayok masuk"

--------------------------------------------------------------

Pukul 6 pagi aku sampai rumah dari berbelanja, pasar di daerah ku cukup komplit meskipun pagi toko alat tulis di sebrang jalan sudah buka, maklum pasar induk dan kebetulan toko ATK tsb merupakan ruko.

"Mbak ngga lupa titipan ku?"

"Ngga donk Dek, nih" ku sodorkan seplastik kresek hitam berisi diary beserta pritilannya.

"Maturnuwuun nggih Mbak Ai cantik" Dinda nyengir dan berlalu membawa barang-barangnya ke kamar.

"Duitnya ntar siang ya Mbak, aku belum ambil duit di ATM" serunya dari kamar.

"Iya, gampang lah Dek" aku menyibukkan diri mempersiapkan bahan masakan.

Dinda tak pernah mau menerima uang pemberian Bang Fatih, selalu dia berikan pada ku. Dia selalu bilang Bang Fatih cukup nyukupin kebutuhan pangan dan sandangnya saja, toh dia punya usaha butik sendiri. Pernah sekali uang dari Bang Fatih yang dia berikan pada ku, ku belikan gelang emas untuknya, ekspresi kaget dan bilang ga akan dia pakai kecuali aku juga pakai yang sama persis model dan beratnya. Akhirnya aku beli gelang emas yang sama persis setelah keliling 5 toko emas ditemani Dinda. Sering aku merasa tak enak hati karena terlalu baiknya Dinda pada ku, sedangkan aku hobby ngerusuh karena cemburu.

"Mas, ayok sarapan. Udah siap ini, biar Attar aku yang nemeni sambil sarapan, Mas Fatih sama Mbak Ai selesaikan makan dulu." Seru Dinda kepada Bang Fatih dari dapur.

"Iya Dek, ini masih beresin mainan" sahut Bang Fatih

"Mbak.. ntar aku ke butiknya motoran sama Mas Fatih.. tangan ku keseleo kemarin masih nyut-nyutan."

"Ho oh. Udah siapin semuanya? Katanya ada deal gede?"

"Udah. Minta temeni Mas juga ntar jam istirahat kantornya Mas, lakik juga soale Mbak customerku kali ini, khan risih akunya."

Aku hanya tersenyum.
"Good luck ya Dek, semoga lancar."

"Aamiin.."

Setelah sarapan tinggal aku berdua bersama Attar. Aku begitu menikmati moment-moment bersama Attar. Dia anak ku,  walau kami tak ada ikatan darah.