Samudra itu (dulu) sering kali Kami banggakan
Kekayaannya tak perlulah Tuan pertanyakan
Limpahan kekayaan yang Tuhan anugerahkan
Seakan tak akan pernah habis untuk kami makan tujuh turunan
Ya, dulu..
Entah sekarang
Ikan-ikan seakan enggan berenang
Lebih nyaman mungkin bernaung dikedalaman
Samudra itu (dulu) kami kagumi
Keindahanya janganlah Tuan tanya lagi
Hampir setiap tepiannya berbulir putih
Memikat hati yang mengunjungi
Ya, dulu
Entah sekarang
Bulir putihnya mulai menghitam
Pekat, tak lagi menawan
Samudra itu (dulu) kami agungkan
Pesona dangkalannya bak istana penghuni lautan
Ya, dulu
Entah sekarang
Istana agung itu lebur berkat jelmaan tangan-tangan setan
Kalaulah Tuan berkenan
Samudra Kami butuh uluran tangan Tuan yang berwenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar