Sabtu, 04 November 2017

Our 6th anniversary

Menikah itu bukan hanya sekedar "Hai, hidup serumah dengan ku yuk. Kita berbagi ruang dan kamar. Kita tidur seranjang. Kita bikin anak. Kamu bebersih rumah. Kamu ngemong anak. Aku cari duit buat biaya hidup kita." And well done, selesai urusan.
Bukan sesederhana itu. Menikah itu complicated. Menikah itu seni berkompromi. Menetapkan target bersama. Menyatukan 2 kepala. Penetrasi dua ego. Meleburkan dua keinginan.
Akan ada gesekan yang bikin sakit hati di proses itu, banyak. Mengikuti rasa bahagia yang pasti juga tumpah ruah.

Dan aku bersyukur di 6 tahun kita, kamu cukup baik melakukan tugas mu, Sayang.
Menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab untuk kebutuhan kita.
Sayang dan cintamu tak pernah lewat untaian kata2 romantis yang aku tonton di drakor atau ku baca di webtoon dan sering bikin aku baper.

Caramu berbeda, saat rumah berantakan dan kamu tau aku lelah, bebersih rumah ngga masalah buat mu. Saat cucian menggunung dan kamu tau jadwalku padat (sok sibuk, hahaha) tanpa di minta kamu bereskan cucian. Mengerjakan kerjaan rumah bukan aib buat mu seperti yang suami2 lain (kebanyakan) pikirkan di luar sana.

Walau kulitmu ngga sekinclong Lee Min Ho, wajah mu ngga setampan Orlando Bloom tapi buat ku kamu yang terbaik. Sssttt... Saingan terberatmu cuma tokoh dua dimensi yang namanya Frankenstein di Webtoon yang judulnya Noblesse itu loh Sayang, type "bad boy tapi berfaedah" bagi sekitar, juga satu lagi si Asukai Katsu di My Dear Cold blooded King.

Terimakasih atas cara mu yang berbeda menyayangiku dengan memberi ku kebebasan menentukan pilihan2 yang harus ku tentukan sendiri, kamu tau aku ngga suka di kekang.
Terimakasih atas cara mu yang berbeda menyayangiku dengan mempercayaiku sepenuhnya atas waktu yang ku habiskan di luar rumah.

Terimakasih ku tak kan cukup menebus lelahmu.
Sehat2 ya Sayang.. Semoga kisah kita sampai kita menua bersama.
I love you My lovely prince. My lovely hubby.

*Ilustrasi
Back sound music :I wanna grow old with you by Westlife

Kamis, 14 September 2017

Emosi

Sarah berkali2 mengeluh seminggu ini. Semua pekerjaan tak ada yang sesuai ekpektasinya. Bukan tipe perfeksionis, hanya saja proses dan hasilnya tak seperti yang dibayangkan. Beban mental akan pekerjaannya sehari2 dan segala urusan tetek bengek rumah.

Pagi itu Sarah tampak sangat lelah. Tugas tambahan belum juga terselesaikan. Hanya rencana yang menumpuk di kepala. Tanpa ada celah waktu untuk terealisasi. Dia hampiri sang suami, berharap sandaran untuk menenangkan dan mendengar keluh kesahnya. Sarah butuh telinga, iya hanya telinga untuk mendengar dan bahu untuk bersandar.

Tapi, apa yang terjadi? Hardikan. Menangis, hanya itu yg Sarah bisa. Demi meluapkan emosi yang membuncah.
Pagi itu, demi melampiaskan emosi yabg sudah tak terkendali, Sarah berkendara seperti di luar kendalinya. Entah berapa ribu sumpah serapah dia rapalkan. Jarak 10km hanya ditempuh dg waktu 5 menit. Sampai Sarah sadar, "ah.. ini bukan aku. Aku punya kaki untuk berdiri, punya dua tangan untuk melakukan apa pun yang ku mau. Punya Tuhan sebagai sandaran dan tumpuan. Aku tak butuh seorang pun manusia untuk ku andalkan. Aku butuh mereka hanya nanti, jika aku mati. Aku wanita mandiri!!!"
Dan hari itu pun Sarah berubah.

Rabu, 30 Agustus 2017

Perampokan

PERAMPOK CERDAS

Perampok berteriak kepada semua orang di bank :

” Jangan bergerak! Uang ini semua milik Negara. Hidup Anda adalah milik Anda ..”

Semua orang di bank kemudian tiarap.

Hal ini disebut “Mind changing concept – merubah cara berpikir“.

Semua orang berhasil merubah cara berpikir dari cara yang bisa menjadi cara yang kreatif.

Salah satu nasabah yang sexy mencoba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak, ” Yang sopan mbak! Ini perampokan bukan perkosaan!”

Hal ini disebut ” Being professional – bertindak professional“. Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yang diberikan.

Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, perampok muda yang lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yang hanya lulusan SD ” Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita”.

Perampok tua menjawab. ” Dasar bodoh, Uang yang kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yang kita rampok.”

Hal ini disebut “Experience – Pengalaman“. Pengalaman lebih penting daripada selembar kertas dari universitas.

Sementara di bank yang dirampok, si manajer berkata kepada kepala cabangnya untuk segera lapor ke polisi. Tapi kepala cabang berkata, ” Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 milliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yang dirampok.”

Hal ini disebut “Swim with the tide – ikuti arus“. Mengubah situasi yang sulit menjadi keuntungan pribadi.

Kemudian kepala cabangnya berkata,” Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan.”

Hal ini disebut “Killing boredom – menghilangkan kebosanan“. Kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan Anda.

Keesokan harinya berita di TV melaporkan uang 100 milliar dirampok dari bank. Perampok menghitung uang hasil perampokan dan perampok sangat murka. “Kita susah payah merampok cuma dapat 20 milliar,orang bank tanpa usaha dapat 80 milliar. Lebih enak jadi perampok yang berpendidikan rupanya.”

Hal ini disebut sebagai “Knowledge is worth as much as gold – pengetahuan lebih berharga daripada emas“.

Dan di tempat lain manajer dan kepala cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yang dilakukan orang lain.

Hal ini disebut sebagai “seizing opportunity – berani mengambil risiko“.

Selamat mencermati kisah diatas. Meski  mengandung humor namun ada point-point yang bisa kita tangkap dari humor bisnis di atas...

Apakah anda bisa melihat, mengapa bangsa ini selalu ada keributan ?

Kisah Perampokan diatas, adalah representing segala sesuatu yg terjadi di Negara ini.

Senin, 14 Agustus 2017

Percakapan

Ku hempaskan body gempal ku ke kasur yang sama sekali tak empuk. Nekat, memang.
Hari yang berat. Deadline sudah tinggal hitungan jam. Pikiran ku buntu. "Aaahhh.. ada saja masalah, dasar hidup!" Rutuk ku agak keras.
Toweng! Toweng! Toweng! Nada chat HP malah buat ku enggan menyentuhnya. Pasti 'tagihan' artikel, pikir ku. Setengah malas ku lihat notif. Angga.

"Assalamu'alaykum
Lagi apa?
Sorry ganggu"

Agak malas ku balas
"Wa'alaykum salaam
😀"

"Sibuk kah?"

"Ngga kok"

"Maaf aku ganggu.
Sepertinya lagi ngga mood.
Met istirahat. Sweet dream"

"Thanx. Sorry Ga.
Lagi bad mood banget.
See ya.."
Ku matikan handpone ku.

Kuraih handuk, mandi. Nyegerin body kali aja otak ikutan seger. Jadi gampang dapat ide. Ku lirik jam, 8.15 malam. Aaahhh.. Bodo. Bludrek. Sekalian ku tunaikan kewajiban 4 rakaat. Ngantuk tinggal tidur, batin ku.

Ku buka laptop. Kata demi kata terangkai menjadi kalimat demi kalimat yang kemudian membentuk sebuah paragraf, kulanjutkan lagi merangkai kata hingga menjadi kalimat utuh yang kemudian membentuk sebuah paragraf lagi, seterusnya hingga tak terasa satu halaman folio terisi. Ku lanjutkan ke halaman satunya. Lagi. Lagi. Dan lagi. Alhamdulillah😊. Selesai 5 artikel dengan genre berbeda.

You make me breathless.. you are something good in my live..

Hp ku yang satu lagi berdering, sepotong lagu favorit tanda chat. Hp khusus orang2 tertentu. Dari si Abang, tunangan ku.

"Belum tidur? Gimana hari ini?
Sudah selesai artikelnya?
Kalau belum beres juga, ayo besok jalan2.
Mingkin adek butuh refreshing."

"Belum. Hari ini 😞😭😭😭
Udah selesai 5, masih 2 lagi, bantuin!!!
Iya, butuh shopping. Hahaha"

"Ngga ada budget buat shopping.
Ke pantai aja gimana? Ikan bakar 😋😋😋"

"😶😶😶😐😑"

"Hahaha.
Bokek huny, bokeeekk.
Mau? 😎😎"

"Hmmmmm... 🤔🤔
Boleh. Sapa juga mau nolak kalo dibayari.
Hahaha 😏😏🤗🤗"

"Sana istirahat. Abang mau tidur juga.
Night Sayang..😙"

"Ish.. genit.😮
Night juga Abang.."

Kumatikan juga HP ini. Aku harus tidur tanpa satu pun gadget yang ON. Godaan nguprek HP sungguh susah dilawan.

Oke, kembali ke laptop. Email, send. Oke, selesai.
Notif chat medsos masuk. "Astaghfirulah!!!" pekik ku. Aku tak percaya apa yang barusan ku baca. Astaghfirullah.. Astaghfirullah.. Astaghfirullah..

-----------
To be continue

Minggu, 13 Agustus 2017

Perkenalan

Lama ku pandangi handphone ku, chat masih tak bergerak. Aahh.. kemana juga manusia2 ini, sudah setengah jam waktu ku terbuang di sini. Aku benci keterlambatan. Cappucinoku sudah hampir habis.
Tak lama terdengar berisik dari arah tangga.
Benar saja, dua lelaki dan seorang perempuan berjilbab berjalan ke arah ku. Seorang dari pria itu aku kenal, dia suami teman ku, ya, perempuan berjilbab itu teman ku, baru 2 bulan aku kenal di kota ini. Mengais rejeki demi sebutan 'mandiri'.
Semakin mereka mendekat, semakin jelas wajah pria yang satunya. Busyet.. tinggi, ganteng 😛, dari gaya sedikit tengil. Oke fine, terbaca! Aku jadi tau harus bersikap gimana.
Sita memperkenalkan kakak sepupunya itu, Angga namanya. Seorang karyawan di sebuah bank BUMN. Oke, terbaca lagi! Tipikal bunglon!
Obrolan pun mengalir begitu saja. Memang kami sepemikiran. Ku putuskan membuka hati ku untuk orang ini, memang tipikal yang aku banget, tengil. Hahaha
Dan aku pun tau dia curi2 pandang sedari tadi. Aku ge er? Ngga banget. Aku sadar diri, aku bukan tipikal wanita rupawan yang dapat memikat setiap pria dengan wajah ku. Satu2nya kepiawaian ku, aku gampang berbaur. Mau ngobrol apa saja, aku bisa langsung nyambung. Seakan sudah ada slide show di otak ku, mengalir begitu saja. Dan aku yakin, dia hanya kagum akan wawasanku.. Aku bersyukur atas hobby ku membaca. Membukakan jendela dunia.
Hari ini kami tutup dengan saling bertukar nomer HP. Dan selanjutnya, malam itu tak kan terlupakan. Bahkan sampai hari ini.

Kamis, 27 Juli 2017

Sadar, Bu..

Oke, apa kabar ibu2 hari ini?
Masih waras kah? (Pertanyaan klise, banyak tulisan diawali kata begini. Wkwkwk)

Jika ada sesuatu seperti ngganjel di dada yang bikin nyesek, cari pertolongan Bu.. Cari orang yang ibu2 percaya.
Cerita Bu.. Ceritain semua apa yang ngganjel di hati.

Hati2 Bu, ngganjel yang Ibu2 pendam sangat mungkin jadi kerak di ati. Depresi nanti Bu. Bikin mati. Sangat mungkin memicu bunuh diri. Ngeri.

Tapi Bu.. Jangan ngganjelin ati kalo liat yang lain seneng, itu penyakit Bu.. Iri - dengki namanya. Ini kudu dihindari Bu. Caranya cuma butuh syukur tiap waktu. Pekerjaan bisa ditiru. Tapi rezeki ngga pernah salah masuk pintu.

Ingat Bu.. Anak itu titipan. Ngga usah takut ngga bisa kasih makan. Allah sudah kasih jaminan.

Bu.. Bilang sama Bapak Bu.. Emak juga butuh me time Pak. Meski bukan nyalon, shopping dan pasang status 'otw' setidaknya biarkan sejenak duajenak duduk di kursi selonjorin kaki pegang remot ngunyah rengginang nonton sinetron atau telenovela atau buat yang kekinian nonton drakor yang aktornya asli bikin bening mata telah, setidaknya sejam aja perhari. Kami pasukan daster ngga butuh waktu seharian hanya untuk usir makhluk bernama jenuh anaknya si sumpek.

Bu.. Jangan malu ke Psikolog Bu.. Ibu2 pasti sadar jika ada yang salah sama kondisi ibu. Indonesia punya program Desa Siaga Sehat Jiwa Bu. Kader2nya siap sedia membantu, stidaknya mengarahkan ke Psikolog yang InsyaAllah akan stand by di tiap Kantor Kecamatan. Sekali lagi jangan malu Bu.. Depresi itu ngga kenal ibu istri siapa, anak dari siapa, punya harta berapa, pekerjaan nya apa, agamanya apa, sukunya apa. Ngga Bu, ngga kenal sama sekali.

Ayo Bu merem dulu, kumpulin energi untuk pertarungan besok. Entah seragamnya apa untuk besok, yang pasti untuk mulai bangun subuh nanti Kita butuh energi Bu. Untuk ngadepin gombalan yang melambai, piring kotor sisa hari ini, anak yang butuh diladeni, suami yang butuh dimarahi -eehhh-, boss galak yang butuh di turuti dll medan pertempuran Kita.

Oh ya, satu lagi. Jangan hobby nyinyir Bu. Bikin lelah hati panas jiwa. Besok berhenti nyinyir ya Bu. Ga manfaat. Duarius deh Bu.

Wassalam

*Iphey Chebbhink Aroedam

Selasa, 09 Mei 2017

Noblesse

Oh My.. Ngumpul semua
Setelah berminggu2 carok mlolo
Akhirnya bisa ada episode dengan sedikit kekoplakan😂😂

Senyummu bikin leleh Rai 😍
Ekspresinya Frankenstein keren

*pengalihan stress belum bisa On Fire.. Reget mode On 😠😠😠 kok ya ada aja halangan 😬😬